Yes, I just finished watching this bery bery interesting movie. A kind of semi-science fiction-psyco movie. Check this out!!
Melihat setting waktu dan tempatnya, tidak ada yang menarik dari film garapan Richard Schenkman ini. Film ini bergerak statik dalam rumah sang tokoh utama yang bernama John. Setting waktunya mengambil masa saat ini, dengan durasi tak lebih dari 2 hari. Scene ke scene hanya diisi dengan percakapan John dan beberapa orang kerabatnya. Tidak ada adegan-adegan lebay tak perlu seperti pada film-film holywood lainnya. Murni hanya acting dan dialog para tokohnya lah yang menjadi nilai jual bagi sang sutradara. Ok, ini cuma analisa deduktif, kita tidak akan pernah tahu film ini menarik atau tidak jika belum menonton sendiri film ini. Berikut sedikit ulasan dari saya yang sudah menonton. Enjoy..!
Cerita berawal dari seorang lelaki dengan kepribadian dan pengetahuan yang luar biasa (bisa dikatakan sebagai seorang wiseman), bernama John. Seorang lelaki dengan kebiasaan yang terbilang aneh, yaitu berpindah tempat tinggal tiap periode waktu tertentu. Para kerabat John yang menyayangkan keputusannya tersebut akhirnya mengunjungi John untuk terakhir kalinya. The last but not the least, hari terakhir ini ternyata mengungkap sisi John selama ini yang benar-benar terselubung.
Berawal dari pertanyaan aneh John..”What if a man from the upper peleolithic survived until the present day?”
Bukan tema menarik tentunya untuk diperbincangkan, andai saja para kerabat John bukanlah para ekpert di bidang ilmu pengetahuan seperti John. Dengan latar belakang keilmuan yang berbeda, meliputi Antropologist, archaeologist, biologist, psycologyst and Christian literalist, tema inipun menjadi menarik untuk mereka perbincangkan. Mereka pun mengemukakan gagasan masing-masing tentang kemungkinan dan prediksi tentang “a man from the upper Paleolithic”, manusia purba yang hidup 14000 tahun yang lalu (zaman upper paleolitikum). Para kerabat terperanjak ketika mendengar pengakuan John bahwa ternyata ialah manusia dari jaman paleolitikum tersebut. Menurut pengakuannya, ia telah melalui masa selama 140 abad tersebut dengan menjadi bagian dan pelaku berbagai peristiwa sejarah kehidupan manusia. Sungguh pernyataan yang tidak masuk akal bahkan bagi diri saya sendiri.
Ia menceritakan bagaimana ia berlayar bersama Columbus, menerima lukisan dari Van Gogh, bertemu dengan Budha, hingga pernyataan yang paling kontroversi bahwa ia adalah Yesus (Nabi Isa).Yang menarik di sini adalah bagaimana ia meyakinkan para kerabatnya dengan narasi, deskripsi, eksposisi dan argumen yang sangat memukau. Para sahabatpun yang tidak percaya begitu saja mencoba mengkontra dengan berbagai pertanyaan menyelidik terhadap John.
Anehnya, mesti John tidak dapat memberikan bukti (prove) secara nyata, para kerabat John pun tidak dapat men-disprove pernyataan tersebut karena kecakapan John. Mereka yang tadinya menganggap John gila dan psikopat, seolah-olah tersihir dan percaya kepada John. Kepercayaan yang akan meruntuhkan fundamental kehidupan religius mereka. Bagi teman-teman saya umat Kristiani, film ini mungkin sedikit mendiskreditkan beberapa pemahaman dalam agama Anda, tetapi ingat ini hanyalah film fiksi, semoga dapat mengambil makna yang sebenarnya.
Kembali ke Film. Karena tidak tahan dengan semua cerita gila John ini, seorang sahabatnya yang merupakan seorang psikolog memohon John untuk mengatakan yang sebenarnya. Mereka sudah merasa tidak dapat lagi membedakan mana fiksi dan mana realita. Pada akhirnya John menutup percakapan aneh tersebut dengan “It was a story..”.
Sakit gak kalo Anda yang menjadi kerabat John dalam film tersebut mendengarnya? Sepanjang pembicaraan ternyata Anda telah dibohongi oleh John sang manusia cerdas serba tahu.
Tapi film belum selesai teman. John tidak benar-benar berbohong. John sebenarnya berbohong menutupi kebenaran hanya demi menjaga perasaan kerabatnya semata. Kebenaran ditutupnya bagi mereka yang tidak siap menerima kebenaran. Inilah inti dari cerita ini.
Ending film ini menunjukkan bagaimana temannya sang psikolog akhirnya harus mati karena dia melihat dengan mata kepala sendiri bukti nyata dari kebenaran pernyataan John. Apa itu??
Selamat penasaran..Hehe..
Somehow, tokoh ini mengingatkan saya pada John Titor (mungkin film ini terinspirasi tokoh tersebut), tokoh fenomenal dunia nyata yang pernah menghebohkan dunia melalui postingannya di sebuah forum. Anda bisa cek di google, John adalah orang yang mengaku datang dari masa depan membawa misi penting ke zaman sekarang (kejadiannya kalo tidak salah di tahun 2000-an). Namun sekarang sudah tidak terdengar lagi ceritanya.
Sama halnya dengan John pada film ini, kita tidak dapat mengatakan John Titor orang gila dikarenakan penjelasannya yang luar biasa mengenai mesin waktu dan tidak mungkin dilakukan oleh orang yang “Tidak Jenius” yang tidak memiliki kapasitas untuk menjelaskannya.
Waktu memang tidak bisa ditimbang, waktu tidak bisa dilihat, waktu tidak bisa didengar..waktu tidak terukur (unmeasureable) dia hanya mengukur dirinya sendiri dalam hari, bulan dan tahun. Lantas apa bedanya sebulan dan setahun jika kita diam tidak bergerak?? Kembali ke manusia. “Move on” adalah kunci di dalam hidup..bergeraklah yang membuat manusia dikatakan makhluk hidup. Waktu hanyalah frame dan batasan yang menjadi parameter kecepatan pergerakan manusia. Setidaknya hal inilah yang bisa saya sadur dari film di atas.
Mungkinkah ada orang yang bergerak di luar waktu??..berjalan beriring bersama waktu dan mengawasi pergerakan waktu dari masa ke masa?? What a lonely life, if I have to do that! Mungkinkah tercipta mesin waktu?? Well, kita gak pernah benar-benar tahu selain Sang Penguasa Waktu.
Overal saya memberi rating 4,5/5 untuk film ini. Recommended Movie!
sumber gambar di sini